Sabtu, 19 Agustus 2017

CERPEN MENGEMBALA CINTA DALAM DOA

MENGEMBALA CINTA DALAM DOA

Oleh : En liwaulhamdy

namaku En. Ceritaku ini dimulai tepatnya pada waktu aku masih SMA, disaat itu aku mulai mengenalmu, gadis yg selalu aku sayangi yg bernama zita.
Aku masih mengingatnya sampai sekarang, itu terjadi pada bulan september disaat pertama kali aku mengenalmu, aku mengenalmu di bangku sekolahan yg berjejer di depannya.
 Sebenarnya aku sudah mengetahuimu sejak lama, tapi disaat itu aku masih belum mengenalmu, mungkin kita memang dipertemukan di saat yang berbeda.
tak terasa hubunganku sudah hampir satu bulan lebih, dan aku merasa ingin sekali memilikinya, namun aku masih belum cukup berani untuk mengutarakan perasaan yg kurasa saat itu.
Aku sangat berharap bisa memilikimu, kupanjatkan doa setiap hari agar bisa bersanding denganmu, namun percuma saja jika aku terus berdo’a tapi aku tak mampu mengungkapkanya
Aku tersiksa oleh batinku sendiri dan hanya bisa memendam perasaanku saja.
Masih berikhtiar, memohon petunjuk pada Tuhan agar diberikan yg terbaik
Sampai  akhirnya aku mulai untuk memberanikan diri, karena aku fikir2 “suatu cinta harus diungkapkan, gak ada cinta yg gak diungkapkan, kecuali oleh orang yg terlalu mencintai dirinya sendiri”.

Aku mulai merencanakan hari special itu dengan berniat mengajaknya bertemu, dan berusaha untuk mencari waktu yg tepat.
Sampai saat ini aku masih mengingat hari itu, disaat aku menyatakan perasaanku kepadanya.
Itu terjadi pada bulan ******** ( maaf,,dirahasiakan😂😂) di ruang kelas yg sunyi.
ku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku , siapa tau keberuntungan memihak denganku.
Mungkin aku salah, mengungkapkan perasaanku disaat seperti itu, tapi yg ada difikiranku hanyalah aku tak mau kehilanganmu saat ini dan saat2 berikutnya.

Setelah aku mengungkapkan perasaanku kepadanya, dia malah diam,entah itu berfikir  mencari cara untuk menolak,atau sebaliknya,hingga akhirnya iya menjawab “iya aku terima permohonanmu”
aku percaya dia ga akan pernah menyakitiku dan saat itulah kami resmi pacaran.

Kami berhubungan dengan baik, suka duka kita lewati bersama dan dia juga merasakan kebahagiaan ketika berada disampingku. Aku selalu mensuport dia disaat jatuh, aku selalu mengingatkannya disaat dia salah.
Dia selalu bilang “kamu sangatlah sempurna, aku sangat menyangimu, dan berharap kamu jadi imamku kelak” tapi dia jg selalu berkata “aku bener2 takut menyakitimu”

Namun setelah hubungan kita beranjak 8 bulan lebih( kalau gak salah sih), ada keganjalan dengan hubugan kami. Aku mencoba mencari tau, kenapa dia berubah.
Aku berdoa agar Tuhan menunjukan yg terbaik buatku, tapi saat itu tuhan berkehendak lain,

Dan kejadian itupun terjadi, ya benar. dia menyakitiku. Entah ada orang lain dihatinya,atau ada ketidak restuan hubungan diantara keluarganya.
Kemudian dia berusaha minta maaf kepadaku
Zita : “Aku sangat menyayangimu En, maafkan aku atas perbuatanku, kamu sangatlah pria yg sempurna aku tak pantas ada didekatmu” Sambil memegang tanganku
Aku :  “Kenapa kamu lakuin itu kepadaku, aku sangat menyayangimu tulus dari lubuk hatiku, kenapa kamu tega ?” sambil mencoba menahan agar air mata tidak menetes
 Zita : “Maafkan aku, aku selalu menyayangimu” sambil menangis

Disaat itu aku memutuskan untuk menjauh darinya dan tak mau lagi mengusik hidupnya. Meski tak bisa kupungkiri aku masih sangat mencintainya.

Meskipun aku tidak pernah melihatnya lagi, tapi aku selalu mengetahui kabar dan keadaanya, karna aku tau siapa sahabatnya. Sahabatnya yg selalu menceritakan kabarnya.
Aku terharu ketika mendengar cerita dari sahabatnya, dan aku benar2 tak menyangka bahwa dia disana juga masih menyayangiku meskipun saat itu dia entah sudah ada yg memiliki.
Sahabatnya berkata “Sebenernya Zita sangatlah menyayangimu, dia selalu menangis ketika menceritakanmu En, dia juga menyesal meninggalkanmu, Zita juga berkata kepadaku, kalaupun dia menikah kelak, dia ingin kamu En jadi suaminya, karna Cuma kamu yg bisa membuat zita bahagia”
Aku menawab “Jujur sampai saat ini aku juga masih sangat menyayangi zita, tapi keadaan yg membuat aku belum bisa memilikinya, mungkin inilah yang dinamakan Cinta Tak Harus Memiliki”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar